Sabtu, 03 Desember 2011

novel terlaris di nusantara : KETIKA CINTA BERTASBIH.

SENJA BERTASBIH
DI ALEXANDRIA
Di matanya, Kota Alexandria sore itu tampak begitu
memesona. Cahaya mataharinya yang kuning keemasan seolah
menyepuh atap-atap rumah, gedung-gedung, menara-menara,
dan kendaraan-kendaraan yang lalu lalang di jalan. Semburat
cahaya kuning yang terpantul dari riak gelombang di pantai
menciptakan aura ketenangan dan kedamaian.
Di atas pasir pantai yang putih, anak-anak masih asyik
bermain kejar-kejaran. Ada juga yang bermain rumah-rumahan
dari pasir. Di tangan anak-anak itu pasir pasir putih tampak
seumpama butir-butir emas yang lembut berkilauan diterpa
sinar matahari senja.
Di beberapa tempat, di sepanjang pantai, sepasang mudamudi
tampak bercengkerama mesra. Di antara mereka masih
Habiburrahman El Shirazy
2
Ilyas Mak’s eBooks Collection
ada yang membawa buku-buku tebal di tangan. Menandakan
mereka baru saja dari kampus dan belum sempat pulang ke rumah.
Suasana senja di pantai rupanya lebih menarik bagi mereka
daripada suasana senja di rumah. Bercengkerama dengan
pujaan hati rupanya lebih mereka pilih daripada bercengkerama
dengan keluarga; ayah, ibu, adik dan kakak di rumah.
Di mana-mana muda-mudi yang sedang jatuh cinta sama.
Senja menjadi waktu istimewa bagi mereka. Waktu untuk bertemu,
saling memandang, duduk berdampingan dan bercerita
yang indah-indah. Saat itu yang ada dalam hati dan pikiran
mereka adalah pesona sang kekasih yang dicinta. Tak terlintas
sedikit pun bahwa senja yang indah yang mereka lalui itu akan
menjadi saksi sejarah bagi mereka kelak. Ya, kelak ketika masa
muda mereka harus dipertanggungjawabkan di hadapan Sang
Pencipta Cinta. Dan jatuh cinta mereka pun harus dipertanggung
jawabkan kepada-Nya: Di hadapan pengadilan Dzat
Yang Maha Adil, yang tidak ada sedikit pun kezaliman dan
ketidakadilan di sana.
Di matanya, Kota Alexandria sore itu tampak begitu
indah.Ia memandang ke arah pantai. Ombaknya berbuih putih.
Bergelombang naik turun. Berkejar kejaran menampakkan
keriangan yang sangat menawan. Semilir angin mengalirkan
kesejukan. Suara desaunya benar-benar terasa seumpama desau
suara zikir alam yang menciptakan suasana tenteram.
Dari jendela kamarnya yang terletak di lantai lima Hotel
Al Haram, ia menyaksikan sihir itu. Di matanya, Alexandria
sore itu telah membuatnya seolah tak lagi berada di dunia.
Namun di sebuah alam yang hanya dipenuhi keindahan dan
kedamaian saja.
Sesungguhnya bukan semata-mata cuaca dan suasana
menjelang musim semi yang membuat Alexandria senja itu
begitu memesona. Bukan semata-mata sihir matahari senja
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
3
Ilyas Mak’s eBooks Collection
yang membuat Alexandria begitu menakjubkan. Bukan semata-
mata pasir putihnya yang bersih yang membuat Alexandria
begitu menawan. Akan tetapi, lebih dari itu, yang membuat
segala yang dipandangnya tampak menakjubkan adalah karena
musim semi sedang bertandang di hatinya. Matahari kebahagiaan
sedang bersinar terang di sana. Bunga bunga kesturi
sedang menebar wanginya. Tembang tembang cinta mengalun
di dalam hatinya, memperdengarkan irama terindahnya.
Dan penyebab itu semua, tak lain dan tak bukan adalah seorang
gadis pualam, yang di matanya memiliki kecantikan bunga
mawar putih yang sedang merekah. Gadis yang di mata -
nya seumpama permata safir yang paling indah.
Gadis itu adalah kilau matahari di musim semi. Sosok
yang sedang menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa dan
masyarakat Indonesia di Mesir. Gadis yang pesonanya dikagumi
banyak orang. Dikagumi tidak hanya karena kecantikan
fisiknya, tapi juga karena kecerdasan dan prestasi-prestasi
yang telah diraihnya. Lebih dari itu, gadis itu adalah putri
orang nomor satu bagi masyarakat Indonesia di Mesir.
Dialah Eliana Pramesthi Alam. Putri satu -satunya Bapak
Duta Besar Republik Indonesia di Mesir. Hampir genap satu
tahun gadis itu tinggal di Mesir. Selain untuk menemani
kedua orangtuanya, keberadaannya di Negeri Pyramid itu
untuk melanjutkan S.2-nya di American University in Cairo
(AUC).
Belum begitu lama menghirup udara Mesir, gadis yang
memiliki suara jernih itu langsung menunjukkan prestasinya.
Kontan, ia langsung jadi pusat perhatian. Sebab baru satu
bulan di Cairo, tulisan opininya dalam bahasa Inggris sudah
dimuat di koran Ahram Gazzette. Opininya menyoroti peran
Liga Arab yang mandul dalam memperjuangkan martabat
anggota-anggotanya. Liga Arab yang tak punya nyali berhadapan
dengan Israel dan sekutunya. Liga Arab yang hanya
bisa bersuara, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Tulisannya rapi
Habiburrahman El Shirazy
4
Ilyas Mak’s eBooks Collection
runtut, berkarakter, tajam dan kuat datanya. Orang dengan
pengetahuan memadai, akan menilai tulisannya merupakan
perpaduan pandangan seorang jurnalis, sastrawan dan diplomat
ulung.
Karena opininya itulah ia langsung diminta jadi bintang
tamu di Nile TV. Di layar Nile TV ia berdebat dengan Sekjen
Liga Arab. Hampir seluruh masyarakat Indonesia di Mesir
menyaksikan siaran langsung istimewa itu. Baru kali ini ada
anak Indonesia berbicara di sebuah forum yang tidak sembarang
orang diundang. Sejak itulah Eliana menjadi bintang
yang bersinar di langit cakrawala Mesir, terutama di kalangan
mahasiswa Indonesia.
Terhitung, gadis yang menyelesaikan S.l-nya di EHESS
Prancis itu sudah tiga kali tampil di layar televesi Mesir.
Sekali di NileTV. Dua kali di Channel 2. Wajahnya yang tak
kalah pesonanya dengan diva pop dari Lebanon, Nawal
Zoughbi, dianggap layak tampil di layar kaca. Selain karena ia
memang putri seorang duta besar yang cerdas dan fasih
berbahasa Inggris dan Prancis.
Eliana, Putri Pak Dubes itulah yang membuatnya berada
di Alexandria dan tidur di hotel berbintang lima selama satu
pekan ini. Meskipun ia sudah berulangkali ke Alexandria,
namun keberadaannya di Alexandria kali ini ia rasakan begitu
istimewa. Ia tidak bisa mengingkari dirinya adalah manusia
biasa, bukan malaikat. Ia tak bisa menafikan dirinya adalah
pemuda biasa yang bisa berbunga-bunga karena merasa dekat
dan dianggap penting oleh seorang gadis cantik dan terhormat
seperti Eliana. Gadis yang membuat matahari kebahagiaan
sedang bersinar terang di hatinya.
Awalnya adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) yang mengadakan acara "Pekan Promosi Wisata dan
Budaya Indonesia di Alexandria". Beberapa acara pagelaran
budaya digelar di Auditorium Alexandria University selama
satu pekan. Selama itu juga ada promosi masakan dan makanan
khas Indonesia. Ada empat makanan yang dipromosikan
yaitu Nasi Timlo Solo, Sate Madura, Coto Makassar, dan
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
5
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Empek-empek Palembang. Dan Elianalah yang menjadi penanggung
jawab promosi makanan khas Indonesia itu. Sementara
ia, dikenal sebagai mahasiswa paling mahir memasak.
Dan ia dikontrak KBRI untuk membuka stand Nasi Timlo
Solo. Mulanya ia menolak. Sebab, dengan begitu ia harus
meninggalkan bisnisnya membuat tempe selama semingu. Ia
khawatir langganannya kecewa. Namun Putri Dubes itu terus
mendesak dan memohon kesediaannya. Akhirnya ia luluh dan
bersedia.
Sejak itulah hatinya berbunga-bunga. Sebab sebelum berangkat
ke Alexandria ia sering ditelpon Eliana. Dan saat di
Alexandria hampir tiap hari Eliana datang ke standnya untuk
mengontrol, melihat-lihat, atau hanya sekadar untuk menga -
jaknya bicara apa saja.
"Aku salut Iho ada mahasiswa yang mandiri seperti Mas
Insinyur." Puji Eliana. Hatinya tersanjung luar biasa.
Bagaimana tidak, gadis jelita itu seolah begitu menghormatinya.
Ia dipanggil dengan panggilan "Mas Insinyur", bukan
langsung memanggil namanya, atau dengan kata ganti
"kamu" atau "Anda". Orang-orang memang biasa memanggilnya
"Mas Khairul", karena namanya Khairul Azzam, atau
"Mas Insinyur" karena ia memang dikenal sebagai "Insinyur"-
nya dunia masak memasak di kalangan mahasiswa Indonesia
di Cairo. Entah kenapa, mendengar pujian dari Eliana itu, ia
merasakan kebahagiaan dengan nuansa yang sangat lain.
Kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Ia tersenyum sendiri. Kedua matanya memandang ke
arah pantai. Dua orang muda-mudi Mesir berjalan mesra
menyusuri Pantai Cleopatra yang berada tepat di depan hotel.
Ia tersenyum sendiri. Entah kenapa tiba-tiba berkelebat
pikiran, andai yang berjalan itu adalah dirinya dan Eliana.
Alangkah indahnya.
Astaghfirullal! la beristighfar.
Ia merasa apa yang berkelebat dalam pikirannya itu
sudah tidak dianggap benar.
Habiburrahman El Shirazy
6
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Ia mengalihkan pandangannya jauh ke tengah laut
Mediterania. Nun jauh di sana ia melihat tiga kapal yang
tampak kecil dan hitam. Kapal-kapal itu ada yang sedang
menuju Alexandria, ada juga yang sedang meninggalkan
Alexandria. Sejak dulu Alexandria memang terkenal sebagai
kota pelabuhan yang penting di kawasan Mediterania. Pelabuhan
utama Alexandria saat ini ada di kanan dan kiri kawasan
Ras El Tin dan kawasan El Anfusi. Dua kawasan itu
terletak di semenanjung Alexandria lama. Di ujung semenanjung
itu berdiri dua benteng bersejarah Yaitu Benteng
Qaitbai dan Benteng El Atta.
Dari jendela kamarnya ia bisa melihat Benteng Qaitbai
itu di kejauhan. Kedua matanya kembali mengamati tiga kapal
yang letaknya berjauhan satu sama lain. Ia edarkan pandangannya
ke kiri dan ke kanan. Laut itu terlihat begitu luas
dan kapal itu begitu kecil. Padahal di dalam kapal itu mungkin
ada ratusan manusia. Ia jadi berpikir, alangkah kecilnya manusia.
Dan alangkah Maha Penya-yangnya Tuhan yang menjinakkan
lautan sedemikian luas supaya tenang dilalui kapal
kapal berisi manusia. Padahal, mungkin sekali di antara manusia
yang berada di dalam kapal itu terdapat manusia-manusia
yang sangat durhaka kepada Tuhan. Toh begitu, Tuhan masih
saja menunjukkan kasih sayangNya. Ia jinakkan lautan, yang
jika Ia berkehendak,Ia bisa menitahkan ombak untuk menenggelamkan
kapal itu dan bahkan meluluh-lantakkan seluruh isi
Kota Alexandria. Ia teringat firman-Nya yang indah,
"Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhya kapal
itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperlihatkan-Nya
kepadamu sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kebesaran-
Nya bagi setiap orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur." 1
Ia terus memandang ke laut Mediterania. Laut itu telah
menjadi saksi sejarah atas terjadinya peristiwa peristiwa besar
yang menggetarkan dunia. Perang besar yang berkobar kare-
1 OS. Luqman (Luqman) [311]: 31
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
7
Ilyas Mak’s eBooks Collection
na memperebutkan cinta Ratu Cleopatra terjadi di laut itu.
Pertemuan bersejarah yang diabadikan dalam Al-Quran antara
Nabi Musa dan Nabi Khidir, konon, juga terjadi di salah
satu pantai laut Mediterania itu.
"Laut yang indah, penuh nilai sejarah," lirihnya pada dirinya
sendiri. "Akankah aku juga akan mencatatkan sejarahku di
pantai laut ini?" Ia berkata begitu karena nanti malam ada
jadwal makan malam bersama seluruh staf KBRI di Pantai El
Mumtazah. la yakin akan bertemu lagi dengara Eliana disana.
Matahari terus berjalan mendekati peraduannya. Sinarnya
yang kuning keemasan kini mulai bersulam kemerahan.
Ombak datang silih berganti seolah menyapa dan menciumi
pasir-pasir pantai yang putih nan bersih. Terasa damai dan
indah. Menyaksikan fenomena alam yang dahsyat itu Azzam
bertasbih, "Subhanallah. Maha Suci Allah yang telah mencip
takan alam seindah ini."
Ya, alam bertasbih dengan keindahannya. Alam bertasbih
dengan keteraturannya. Alam bertasbih dengan pesonanya.
Segala keindahan, keteraturan dan pesona alam bertasbih,
menjelaskan keagungan Sang Penciptanya. Bertasbih, menyucikan
Tuhan dari sifat kurang. Keindahan senja sore itu menjelaskan
kepada siapa saja yang menyaksikannya bahwa
Tuhan yang menciptakan senja yang luar biasa indah adalah
Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Sempurna ilmu-Nya.
Siang malam, senja, dan pagi bertasbih. Matahari, udara.
laut, ombak dan pasir bertasbih. Semua benda yang ada di
alam semesta ini bertasbih, menyucikan asma Allah Semua
telah tahu bagaimana cara melakukan shalat dan tasbihnya.
Dengan sinarnya, matahari bertasbih di peredarannya. Dengan
hembusannya udara bertasbih di alirannya. Dengan
gelombangnya ombak berta sbih di jalannya. Semua telah tahu
bagaimana cara menunjukan tidak ada Tuhan selain Allah
Yang Maha Kuasa.
Habiburrahman El Shirazy
8
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Keteraturan alam semesta, langit yang membentang tanpa
tiang, pergantian siang dan malam, lautan luas membentang,
gunung gunung yang menjulang, awan yang membawa
air hujan, air yang menumbuhkan tanam-tanaman, proses
penciptaan manusia sembilan bulan di rahim, binatang-binatang
yang menjaga ekosistem dan keteraturar-keteraturan
lainnya, itu semua menuniukkan bahwa ada Dzat Yang Maha
Kuasa dan Maha Sempurna. Dzat yang kekuasaan-Nya tidak
ada batasnya. Dzat yang menciptakan itu semua. Dan Dzat itu
adalah Tuhan Penguasa alam semesta. Dan jelas Tuhan itu
hanya boleh satu adanya. Tak mungkin dua, tiga dan seterusnya.
Tak mungkin.
Sebab, jika Tuhan itu lebih dari satu pastilah terjadi kerusakan
di alam semesta ini. Sebab masing-masing akan merasa
paling berkuasa. Masing-masing akan memaksakan keinginan-
Nya. Mereka akan berkelahi. Misalnya satu menghendaki matahari
terbit dari timur, sementara yang satu menghendaki
matahari terbit dari barat. Terjadilah perseteruan. Dan rusaklah
alam.
Ternyata matahari terbit dari timur dan tenggelam di
barat, dengan sangat teraturnya. Matahari tak pernah terlambat
terbit. Matahari juga tak pernah bermain main, belari-lari
ke sana kemari di langit seperti anak kecil bermain bola atau
petak umpet. Ia beredar di jalan yang ditetapkan Tuhan
untuknya. Dan selalu tenggelam di ufuk barat tepat pada
waktunya. Keteraturan ini menunjukkan, Tuhan Yang Menciptakan
alam semesta ini adalah satu. Yaitu ‘Allah Wa Jalla,
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tuhan yang menciptakan alam semesta ini, yang tak
terbatas kekuasaan-Nya itu memang tak mungkin berjumlah
lebih dari satu. Sebab seandainya Tuhan lebih dari satu, lalu
mereka sepakat menciptakan matahari, misalnya. Maka ada
dua kemungkinan di sana. Pertama, Tuhan yang satu menciptakan,
sementara Tuhan yang lain berpangku tangan. Tidak
berbuat apa-apa. Dengan begitu, bisa berarti bahwa Tuhan
yang tidak berbuat apa apa itu tidaklah Tuhan yang berkuasa.
Sia-sia saja ia jadi Tuhan. Sebab, pada saat matahari diciptakan
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
9
Ilyas Mak’s eBooks Collection
ia tidak berperan menciptakannya. Ia menganggur. Sama seperti
makhluk yang menganggur. Jadi ia bukan Tuhan dan
tidak bisa disebutTuhan.
Atau kemungkinan kedua, Tuhan-tuhan itu bekerja sama
menciptakan matahari. Matahari diciptakan dengan keroyok -
an. Jika demikian, jelas jelas mereka bukanlah Tuhan Yang
Maha Kuasa. Sebab mereka lemah. Bagaimana tidak. Untuk
menciptakan matahari saja mereka harus bekerja sama. Tidak
bisa menciptakan sendiri. Kekuasaan-Nya tidak mutlak. Yang
terbatas kekuasaanya berarti lemah dan tidak layak disebut
sebagai Tuhan.
Jika Tuhan itu lebih dari satu, bisa saja terjadi pembagian
tugas. Ada yang bertugas mencipta matahari, ada yang bertu -
gas mencipta bumi, ada yang bertugas mencipta langit dan
seterusnya. Jika demikian, mereka bukan Tuhan Yang Maha
Kuasa. Sebab pembagian tugas itu menunjukkan kelemahan,
menunjukkan ketidak-mahakuasaan. Tuhan yang sesungguhnya
adalah Tuhan Yang menciptakan dan menguasai seru
sekalian alam. Tuhan yang menciptakan alam semesta ini dengan
kekuasaan-Nya yang sempurna. Tuhan yang ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu. Dan yang memiliki sifat maha sempurna
seperti itu hanya ada satu, yaitu Allah Swt. Dialah
Tuhan yang sesungguhnya. Sebab tidak ada yang memproklamirkan
diri sebagai pencipta alam semesta ini kecuali hanya
Allah Swt.
"Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada
tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Maha suci
Allah yang memiliki ‘Arsy dari apa yang mereka sifatkan”2
Pemuda bemama Khairul Azzam itu masih menatap ke
arah laut. Matahari masih satu jengkal di atas laut. Sebentar
lagi matahari itu akan tenggelam. Warna kuning keemasan
bersepuh kemerahan yang terpancar dati bola matahari
menampilkan pemandangan luar biasa indah. Ia jadi ingat
2 QS. Al Anbiyaa’ (Nabi-nabi) [21]: 22
Habiburrahman El Shirazy
10
Ilyas Mak’s eBooks Collection
sabda Nabi, ''Sessungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan."
"Subhanallah!" Kembali ia bertasbih dalam hati.
Ia terus menikmati detik-detik pergantian siang dan
malam yang indah itu. Cahaya matahari seperti masuk ke
dalam laut yang perlahan menjadi gelap. Siang seolah olah
masuk ke dalam perut malam. Matahari hilang tenggelam.
Lalu perlahan bulan datang. Subhanallah. Siapakah yang
mengatur ini semua? Siapakah yang mampu memasukkan
siang ke dalam perut malam? Seketika azan berkumandang
menjawab pertanyaan itu dengan suara lantang: Allaahu
Akbar! Allaahu Akbar! Allah Maha Besar. Allah Maha Besar.
Ya, hanya Allah Yang Maha Besar kekuasaan-Nyalah yang
mampu memasuk-kan siang ke dalam perut malam. Dan
memasukkan malam ke dalam perut siang.
"Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan
malam ke dalam siang dan memasukan siang ke dalam malam dan
Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar
sampai kepada waktu yang ditentukan. Sungguh Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan." 3
Malam mulai membentangkan jubah hitamnya. Lampulampu
jalan berpendaran. Alexandria memperlihatkan sihirnya
yang lain. Sihir malamnya yang tak kalah indahnya. Kelapkelip
lampu kota yang mendapat julukan "Sang Pengantin
Laut Mediterania" itu bagai tebaran intan berlian. Khairul
Azzam menutup gorden jendela kamarnya. Ia bergegas untuk
shalat di masjid yang jaraknya tak jauh dari hotel.
Saat tangannya menyentuh gagang pintu hendak keluar,
telpon di kamarnya berdering. Ia terdiam sesaat. Ia menatap
telpon yang sedang berdering itu sesaat dan terus membuka
pintu lalu melangkah keluar. “Kalau dia benar-benar perlu,
nanti pasti nelpon lagi setelah shalat. Apa tidak tahu ini saatnya
shalat," lirihnya menuju lift.
3 QS. Luqman ~Luqman) [31]: 29.
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
11
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Ia membenarkan tindakannya itu dengan berpikir bahwa
datangnya azan yang memanggilnya itu lebih dulu dari
datangnya dering telpon itu. Dan ia harus mendahulukan
yang datang lebih dulu. Ia harus mengutamakan undangan
yang datang lebih dulu. Apalagi undangan yang datang lebih
dulu itu adalah undangan untuk meraih kebahagiaan akhirat.
Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. 4
***
Saat pulang dari masjid, Azzam bertemu Eliana didepan
pintu masuk lobby hotel. Melihat Azzam wajah Eliana tampak
riang.
"Hei ke mana saja? Aku sudah mencari Mas Khairul ke
mana-mana? Sudah dua puluh tujuh kali aku ngebel ke kamar
Mas Khairul! Ada hal penting! Ayo kita bicara di lobby saja!"
Eliana nerocos tanpa memberi kesempatan menjawab. Gadis
berpostur tubuh indah itu berbalut kaos lengan panjang ketat
berwarna merah muda dan celana jeans putih ketat. Balutan
khas gadis-gadis aristokrat Eropa itu membuatnya tampak
langsing, padat, dan berisi. Parfumnya menebarkan aroma
bunga-bungaan segar dan sedikit aroma apel. Wajahnya yang
putih dengan mata yang bulat jernih memancarkan pesona
yang mampu menghangatkan aliran darah setiap pemuda
yang menatapnya.
Azzam masih berdiri di tempatnya. Entah kenapa begitu
ia mencium parfum yang dipakai Putri Pak Dubes itu ia merasakan
nafasnya sedikit sesak, jantungnya berdegup lebih kencang,
dan ada sesuatu yang tiba-tiba datang begitu saja mengaliri
tubuhnya.
"Lho kok diam saja, ayo Mas, kita bicarakan di lobby! Ini
penting!" Eliana kembali mengajak Azzam masuk ke lobby
hotel. Azzam tergagap. Ia mengangguk. Dan mau tidak mau
Azzam mengikutinya. Sebab ia berada di Alexandria karena
kontrak kerja dengannya.
4 QS. Al A’la (Yang Paling tinggi) [871]: 17.
Habiburrahman El Shirazy
12
Ilyas Mak’s eBooks Collection
"Mbak Eliana sudah shalat?" tanya Azzam pelan. Ia mencoba
menguasai dirinya, yang sesaat sempat oleng. Ia memanggilnya
'Mbak', meskipun ia tahu Eliana lebih muda tiga
tahun dari dirinya. Tak lain, hal itu karena rasa hormatnya
pada gadis itu sebagai Putri Pak Duta Besar.
"Ah shalat itu gampang! Yang penting itu. Ada tugas
penting untuk Mas Khairul malam ini. Tugas terakhir. Aku
janji!" sahut Eliana nyerocos tanpa rasa dosa karena menggampangkan
shalat.
“Tu... tugas?"
“Ya."
"Untuk saya!?"
"Ya, untuk siapa lagi kalau bukan untuk Mas Khairul?"
"Tugas dari siapa?"
"Ya dariku."
"Dari Mbak?"
"Iya."
Azzam menghirup nafas. Detak jantungnya sudah
normal. Ia sudah menguasai dirinya sepenuhnya. Dengan
mimik serius ia berkata,
"Sebentar Mbak, bukankah tugas saya sudah selesai tadi
sore Mbak? Dengan berakhirnya acara Pekan Promosi Wisata
tadi sore berarti tugas saya kan sudah selesai. Dalam kesepakatan
yang kita buat, saya bertugas membuat dan menjaga
Nasi Timlo Solo selama enam hari. Dari jam sepuluh pagi
sampai jam empat sore. Menunggu stand enam jam setiap
hari. Berarti tugas saya sudah selesai dong. Jika ada tugas lagi
ini jelas di luar kesepakatan. Jelas saya tidak bisa menerimanya
Mbak, maaf! Apa hubungannya Mbak dengan saya
sehingga dengan seenaknya Mbak memberi tugas kepada
saya!? Apa saya bawahan Mbak!? Maaf saya tidak bisa Mbak!"
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
13
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Meskipun ia di kalangan mahasiswa Cairo dikenal sebagai
penjual tempe, ia tidak mau diperlakukan seenaknya. Ia
sangat sensitif terhadap hal-hal yang terasa melecehkan harga
diriya. Memberi perintah seenaknya kepadanya adalah bentuk
dari penjajahan atas harga dirinya. Azzam adalah orang yang
sangat menghargai kemerdekaannya sebagai manusia yang
hanya mengham-ba kepada Allah Swt.
Eliana yang pernah sekian tahun tinggal di Prancis
agaknya langsung menyadari kekhilafannya. Ia buru buru
meralat ucapannya dan meminta maaf.
"Maafkan aku Mas Khairul. Mas benar. Sesuai dengan
kesepakatan kontrak kita, tugas Mas sudah selesai. Tetapi ini
ada masalah penting yang sedang aku hadapi. Dan aku rasa
yang bisa membantu adalah Mas. Baiklah, ini di luar kontrak.
Ini antara aku dan Mas sebagai sahabat. Ya sebagai sahabat
yang harus saling tolong menolong. Saling bantu membantu.
"Begini, acara makan malam nanti jam delapan di Pantai
El Muntazah. Aku sudah pesan menunya ke Omar Khayyam
Restaurant. Masalahnya, dalam acara makan malam nanti
secara mengejutkan kita kedatangan Bapak Duta Besar
Indonesia untuk Turki yang datang tadi siang. Beliau teman
kuliah ayahku di FISIPOL UGM dulu. Ayah ingin menyuguhkan
menu istimewa untuk-nya. Menu yang mengingatkan
akan kenangan masa lalu. Menu itu adalah nasi panas dengan
lauk ikan bakar dan sambal pedas khas Jogja. Ayah dulu
sering makan menu itu bareng beliau di Pantai Parangtritis.
Sebelum Maghrib tadi ayah memintaku untuk menyiapkan
menu ini. Aku pusing tujuh keliling. Yang jelas aku sudah
memerintahkan Pak Ali, sopir KBRI itu untuk menca ri ikan
yang segar. Ikan apa saja yang penting layak dibakar. Pak Ali
membeli enam kilo dan sekarang sudah ada di dalam kulkas di
kamamya. Dan aku datang menjumpai Mas untuk minta tolong
kepada Mas menyiapkan ikan bakar itu. Mas Insinyur,
tolong ya? Please, ya?" Kata Eliana dengan nada memelas.
Habiburrahman El Shirazy
14
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Azzam diam saja. Sesaat lamanya dia diam tidak menjawab
apa-apa.
"Sungguh Mas, tolong aku ya. Please tolonglah. Aku janji
nanti Mas akan aku kasih hadiah spesial. Please tolong aku. Ini
masalah kredibilitasku dihadapan ayahku. Kalau ngurusi ikan
bakar saja aku tidak bisa, beliau akan susah percaya pada
kredibilitasku mengorganisir sesuatu yang lebih penting.
Tolong aku, Mas, please. Aku tahu ini waktunya sangat mepet.
Tapi aku yakin Mas bisa. Ayolah please ya?"
Eliana meminta dengan nada memelas sambil menangkupkan
kedua tangannya di depan hidungnya. Gadis itu
benar-benar memelas di hadapan Azzam. Melihat wajah
memelas di hadapannya Azzam luluh. Sosok yang sangat
tersinggung jika harga dirinya direndahkan itu adalah juga
sosok yang paling mudah tersentuh hatinya.
"Baiklah akan saya bantu sebisa saya. Tapi sebelum
membantu Mbak Eliana, saya ingin hak saya atas apa yang
sudah saya kerjakan selama enam hari di sini dibayar.” Jawab
Azzam tenang.
"Sekarang?"
"Ya, sekarang."
"Apa Mas Khairul tidak percaya padaku?"
“Siapa yang tidak percaya? Saya hanya menuntut hak
saya.”
“Baiklah.” Eliana mengeluarkan dompet dari celana jeannya.
Lalu mengeluarkan lembaran dolar pada Azzam.
"Ini tiga ratus dollar. Seperti kesepakatan kita satu harinya
lima puluh dollar."
"Terima kasih." Azzam menerima uang itu sambil tersenyum.
"Nanti kuitansinya menyusul ya. Nah, sekarang bisa
membantu saya?"
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
15
Ilyas Mak’s eBooks Collection
"Baiklah, sekarang masalah bantu membantu. Bukan bisnis.
Saya ingin murni membantu, jadi saya tidak akan mengharapkan
apapun dari Mbak."
"Tapi aku tadi sudah bilang akan memberi hadiah spesial."
"Itu tak penting. Karena waktunya sudah mepet yang
paling penting saat ini adalah mencari bumbu untuk ikan
bakar itu dan untuk sambalnya. Bumbu yang masih tersisa
dari Nasi Timlo tidak mencukupi. Di tempat saya juga sudah
tidak ada lombok satu bijipun." Jawab Azzam.
"Kalau begitu sekarang juga kita berangkat mencari apa
yang Mas butuhkan. Sebentar aku panggil Pak Ali dulu, ia
lebih paham seluk beluk Alexandria." Sahut Eliana bersemangat.
Gadis itu langsung menghubungi Pak Ali dengan telpon
genggamnya.
"Kita diminta ke depan. Kebetulan Pak Ali sudah ada di
mobil. Memang tadi saya berpesan akan pergi setelah shalat
Maghrib. Ayo kita berangkat!" Kata Eliana usai menelpon.
"Sebentar. Apa tidak sebaiknya Mbak shalat Maghrib
dulu kalau belum shalat?"
“Aduh, shalat lagi, shalat lagi. Shalat itu gampang!"
"Lho jangan meremehkan shalat dong Mbak. Kalau bak
belum shalat mending Mbak shalat saja. Biar saya dan Pak Ali
saja yang belanja."
"Tidak, saya harus ikut. Tidak tenang rasanya kalau saya
tidak ikut. Tentang shalat yang Mas Khairul ributkan itu tenang
saja Mas. Aku memang sedang tidak shalat. Kalau shalat
malah dosa. Tahu sendiri kan perempuan ada saat-saat dia
tidak boleh shalat. Ayo kita berangkat. Kita harus cepat, waktunya
sempit!"
"Kalau begitu ayo."
Azzam bangkit.
Habiburrahman El Shirazy
16
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Mereka berdua berjalan tergesa ke luar hotel. Tepat di
depan pintu hotel Pak Ali telah menunggu dengan mobil
BMW hitam. Petugas hotel membukakan pintu mobil. Azzam
duduk di depan, di samping Pak Ali dan Eliana duduk di bangku
belakang. Eliana memberi instruksi kepada Pak Ali agar
membawa ke kedai penjual bumbu secepat mungkm. Pak Ali
langsung tancap gas melintas di atas El Ghaish Street menuju
ke arah pusat perbelan-jaan di kawasan El Manshiya. Azzam
menikmati perjalanan itu dengan hati nyaman dan bahagia.
Meskipun sebenarnya ia sangat lelah, namun rasa bahagia itu
mampu mengatasi rasa lelahnya. Entah kenapa ia merasa
malam itu terasa begitu indah. Berjalan di sepanjang jalan
utama Kota Alexandria dengan mobil mewah bersama seorang
Putri Duta Besar yang pualam. Ia merasa kebahagiaan itu
akan sempurna jika mobil BMW itu adalah miliknya, ia sendiri
yang mengendarainya dan Eliana duduk di sampingnya
sebagai isterinya dengan busana Muslimah yang anggun
memesona.
"Hayo, Mas Insinyur melamun ya?" Suara Eliana mengagetkan
lamunannya.
"E ti. . tidak! Saya hanya takjub dengan suasana malam
kota ini. Dan saya bertanya kapan bisa memiliki mobil
semewah ini, dan mengendarainya bersama isteri di kota ini?"
Jawab Azzam sedikit gugup.
"Wah impian Mas Insinyur tinggi juga ya? Saya yakin
jarang ada orang yang bermimpi seperti Mas. Anak muda
Indonesia yang punya impian mengendarai mobil BMW saya
rasa tidak banyak. Apalagi yang bermimpi mengendarainya
bersama isterinya di kota ini. Jangankan bermimpi seperti itu,
BWM saja mungkin ada yang belum tahu apa itu dan ada
yang belum pernah lihat bentuknya. Lha bagaimana bisa
bermimpi? Bahkan, mungkin di antara anak muda Indonesia,
terutama di daerah terbelakang masih ada yang beranggapan
bahwa BMW itu merk sepeda, sejenis dengan BMX."
Azzam tersenyum mendengar komentar Eliana. Komentar
yang baginya terasa memandang rendah anak muda IndoKetika
Cinta Bertasbih Buku I
17
Ilyas Mak’s eBooks Collection
nesia. Tapi dulu saat ia masih di Madrasah Aliyah dan menga -
dakan camping dakwah di ujung tenggara Wonogiri, ia bertemu
dengan jenis anak anak remaja dan anak muda yang masih
sangat terbelakang cara berpikirnya. Mereka merasa cukup
dengan hanya lulus SD saja. Bahkan banyak yang tidak lulus
SD. Mereka lebih suka mencari kayu bakar di hutan. Atau
menggembalakan kambing di hutan. Mimpi mereka adalah
bagaimana dapat kayu bakar yang banyak. Atau kambing
mereka cepat beranak pinak. Itulah mimpi anak-anak muda
yang ada dipedalaman daratan pulau Jawa. Ia bayangkan
bagaimana dengan yang berada di tengah hutan Kalimantan
dan Papua? Mereka yang berpikiran memakai baju yang layak
saja belum. Yang untuk menjamah mereka saja harus menem -
puh perjalanan yang sangat sulit. Ia langsung membandingkan
mereka dengan anak muda seperti Eliana yang sudah
selesai kuliah di Prancis di usia yang masih belia. Sudah
pernah merasakan tidur di hotel paling mewah di Eropa.
Sudah pernah debat dengan Sekjen Liga Arab dengan bahasa
Inggris yang fasih. Alangkah jauh bedanya.
"Ya, yang kau katakan mungkin ada benarnya. Memang
tidak banyak dari mereka yang memiliki impian tinggi."
Komentarnya ringan. Dalam hati Azzam menambah, "Apalagi
yang bermimpi bisa menyunting Putri Dubes yang sekuler
seperti dirimu dan bisa menjadikannya Muslimah yang baik
pastilah sangat sangat sedikit jumlahnya."
"Karena pemudanya tidak banyak yang punya impian
tinggi dan besar itulah, maka Indonesia tidak maju-maju.
Kalau yang kau impikan selama ini apa Mas? Bukan yang tadi
lho. Yang selama ini kau impikan." Tanya Eliana.
"Kira-kira apa, coba, kau bisa tebak tidak?" Sahut Azzam.
"Mm... mungkin mendirikan pesantren."
“Salah.”
“Terus apa?" Jadi orang paling kaya di pulau Jawa he he
he..."
Habiburrahman El Shirazy
18
Ilyas Mak’s eBooks Collection
"Wow...gila! It's great dream, man! Tak kuduga Mas
Khairul punya impian segede itu. Impian yang aku sendiri pun
tidak menjangkaunya. Gila! Boleh... Boleh! Kali ini aku boleh
salut pada Mas Khairul."
BMW itu terus melaju dengan tenang dan elegan. Beberapa
menit kemudian mobil itu berhenti di depan kedai penjual
bumbu-bumbu di El Hurriya Street. Dengan cepat dan cermat
Azzam membeli bumbu. Azzam tidak lupa mengajak ke kedai
penjual sayur-mayur.
"Untung saya ingat, ikan bakar itu harus ada lalapannya."
Kata Azzam pada Eliana. Ia bergegas masuk ke kedai penjual
sayur mayur dan membeli ketimun, kubis, dan tomat untuk
dibuat lalapan. Setelah itu mereka meluncur kembali ke hotel
dengan perasaan lega. Dan yang paling lega tentu saja Eliana.
Jika bahan baku telah didapat, bumbu telah didapat, dan koki
yang akan menggarap bisa diandalkan, apakah tidak layak
baginya untuk merasa lega.
Dalam perialanan ke hotel, Pak Ali memilih menelusuri
El Hurriya Street. Terus ke arah timur laut. Mereka me-lewati
Konsulat Amerika Serikat. Terus melaju tenang. Sampai di
kawasan Ibrahimiya sebelum Sporting Club belok kiri. Lalu
belok kanan melaju di El Amir Ibrahim Street. Dari dalam
mobil, Azzam melihat trem listrik yang penuh penumpang.
Kereta itu melaju ke arah El Manshiya. Gadis-gadis Mesir
tampak berdiri di dalam trem. Tangan kanan mereka menggenggam
erat pegangan seperti gelang, sedangkan tangan kiri
mereka memegang buku.
“Sepertinya gadis-gadis itu baru pulang dari kampus ya."
Eliana kembali membuka suara. Eliana seperti tahu apa yang
diperhatikan Azzam.
"Iya." Pelan Azzam.
“Gadis Mesir itu cantik-cantik ya. Langsing langsing."
"Iya."
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
19
Ilyas Mak’s eBooks Collection
"Tapi saya lihat kalau sudah jadi ibu-ibu kok gemuk
gemuk sekali ya?"
“Iya. Setahu saya memang adat di Mesir itu seorang
suami malu kalau isterinya tidak gemuk. Malu dianggap tidak
bisa memberi makan dan tidak bisa mensejah-terakan isterinya."
"Aneh. Apa sejahtera itu berarti harus gemuk?"
"Tidak juga. Ada juga kan orang merana, orang stres
malah gemuk. Tapi masyarakat Mesir modern agaknya sudah
mulai meninggalkan adat itu. Kita juga mudah menemui ibuibu
Mesir yang tetap langsing."
“Ngomong-ngomong apa Mas Insinyur punya impian
menikah dengan gadis Mesir?"
"Menikah dengan gadis Mesir?" Spontan Azzam mengulang
pertanyaan Eliana.
"Iya. Pernah terbersit dalam hati?”
"Pernah."
"Punya kenalan gadis Mesir?"
“Punya."
“Cantik?”
“Pasti.”
"Wow. Tak kusangka. Mas Insinyur ternyata benar-benar
pemuda berselera tinggi. Eh Mas, jujur ya, kalau gadis
seperti diriku ini menurut Mas cantik tidak?"
Muka Azzam memerah mendengar pertanyaan itu. Seandainya
ada cahaya yang terang pasti perubahan wajahnya akan
tampak. Namun keadaan malam itu menutupi perubahan wajahnya.
Ia sama sekali tidak menduga akan mendapat perta -
nyaan seperti itu. Tiba tiba rasa tinggi hatinya muncul. Ia
tidak mau mengakui begitu saja kecantikan Putri Duta Besar
itu. Ia tidak mau menyanjungnya sebagaimana orang-orang
banyak me-nyanjungnya.
Habiburrahman El Shirazy
20
Ilyas Mak’s eBooks Collection
"Kok diam Mas? Bagaimana Mas, orang seperti aku ini
menurut Mas cantik tidak?" Eliana kembali mengulang perta -
nyaannya.
"Bilang aja cantik! Gitu aja kok mikir!" Sahut Pak, Ali
sambil terus berkonsentrasi menjalankan mobil ke arah El
Ghaish Street. Sebentar lagi mereka sampai.
“Jangan dipengaruhi Pak. Biar dia jujur menilainya. Cantik
tidak?" Tanya Eliana ketiga kalinya.
“Tidak! " Jawab Azzam sambil tersenyum. Azzam lalu
memandang bulan purnama yang bersinar terang di atas laut.
Purnama itu seolah tersenyum dan bertasbih bersama bintang-
bintang dan angin malam. Azzam tak mau tahu apa perasaan
Eliana saat itu, yang penting ia merasa menang.
"Ah. Kau tidak jujur itu Mas! Ayo jujur sajalah!" Protes
Pak Ali dengan suara agak keras.
Azzam hanya tersenyum. Dan diam. Cukup dengan diam
ia sudah menang. Dan Eliana pun diam. Ia belum menemukan
kata-kata yang tepat untuk bicara. Maka ia memilih diam. Sesaat
lamanya Azzam dan Eliana saling diam. Mobil terus bergerak
ke depan. Tak terasa mereka sudah sampai di halaman
Hotel El Haram.

Jumat, 02 Desember 2011

Keunikan Seputar Indonesia







Indonesia yang dari letak geografisnya sudah unik ternyata menyimpan banyak rekor dunia, tidak hanya itu keanekaragaman hayati yang endemis juga banyak bercokol di area ini. tidak hanya 24 atau 36 rekor...
indonesia
Geografi: Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terletak di coral triangle yang merupakan pusat episentrum keanekaragaman hayati laut dunia.

Inilah rekor Indonesia dari segi geografisnya:
1. Negara maritim terbesar. Luas lautan adalah 93.000 kilometer persegi dan mempunyai garis pantai terpanjang sedunia dengan panjang sekitar 81.000 kilometer atau sekitar 25% dari garis pantai di seluruh dunia.
2. Negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.504 pulau. Hanya enam ribu pulau berpenghuni. (termasuk 3 dari 6 pulau terbesar di dunia ada di Indonesia yaitu  : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2))
pulau
3. Indonesia memiliki aktifitas vulkanis terbesar sedunia dengan memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif.
4. Letusan Gunung Terdahsyat di dunia yang terekam dalam sejarah modern adalah erupsi Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index, akibat abu gunung berapinya dapat menutupi sinar matahari dalam waktu yang lama hingga menghilangkan satu musim panas.
5. Suara letusan yang paling keras yang pernah tercatat adalah Letusan gunung berapi Krakatau pada tahun 1883 adalah begitu besar sehingga bagian atas gunung benar-benar meledak, membuat suara keras pada catatan manusia. Bunyi letusan bahkan mencapai sejauh Australia, beberapa 3.450 kilometer di sebelah timur!
krakatau
6. Pulau terpadat didunia, Kepadatan pendudukdi Jawa sekitar 940 orang per kilometer persegi. Sekitar 60% dari penduduk Indonesia (sekitar 130 juta orang) tinggal di Jawa, yang hanya 7% dari wilayah Indonesia.
7. Pulau buatan terpadat didunia, Pulau Bungin di Alas, Sumbawa NTB, dengan kepadatan 36000 jiwa/km2. Pulau yang hanya seluas 8 hektar ini mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.800 Jiwa atau 44 kali kepadatan pulau di Jawa.
8. Gempa terlama. Gempa bumi Sumatera di Samudra Hindia pada tanggal 26 Desember 2004 adalah gempa terlama yang pernah direkam. durasinya berlangsung antara 500 dan 600 detik dan diukur dari antara 9,1-9,3 pada skala Richter.
9. Danau Vulkanik terluas di dunia adalah danau Toba ukuran panjang  100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
10. Danau lumpur terbesar vulkanis adalah  Danau lumpur yang berada di kecamatan Porong Jawa Timur terbentuk sejak Mei 2006 setelah upaya pemboran yang gagal
11. Aktivitas petir terbanyak dalam Guinness Book of World Records, Cibinong di Jawa Barat diakui sebagai tempat dengan aktivitas petir tertinggi di dunia. Pada tahun 1988, stasiun cuaca lokal tercatat 322 hari dengan petir.
12. Puncak Jaya atau Cartenz Pyramid 4,884 m (16,024 ft) di Papua adalah titik puncak tertinggi dari semua pulau-pulau (non kontinen atau non benua) di dunia.

Keanakearagaman hayati (biodiversity) di Indonesia adalah nomor dua terbanyak setelah Brazilia,
Luas ekosistem terumbu karang Indonesia adalah yang terluas dengan yang diperkirakan mencapai 75.000 km2 atau 17% dari luas terumbu karang dunia.
Di Indonesia terdapat 2,500 spesies hewan lunak laut (marine molusca), 2,000 spesies udang-udangan (krustasea), 82 genera dengan sekitar 590 spesies karang scleractinian, 6 spesies penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 spesies ikan laut atau 26% spesies Ikan laut di Dunia.
pulau
Daratan
Meskipun cakupannya hanya 1,3 persen dari permukaan daratan planet bumi, Indonesia memiliki, spesies 12% dari mamalia dunia, reptil dan ampibi 16% dari reptile dunia.
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, Indonesia menempati peringkat teratas di dunia untuk keanekaragaman terbesar palem (palmaceae) di dunia, peringkat teratas di dunia untuk keanekaragaman terbesar meranti-merantian (dipterocarpus) di dunia lebih dengan lebih dari 400 spesies. Total spesies paku atau pakis yang diketahui hampir 10.000, diperkirakan 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Lebih dari 82% dari 92 genera and 5,000 spesies bambu ada di Indonesia.
peringkat pertama di dunia untuk kekayaan spesies mamalia dengan 646 jenis mamalia (12% dari mamalia dunia) 36% di antaranya adalah endemik. Juga menempati peringkat pertama juga untuk kupu-kupu Swallowtail, total 121 spesies telah diidentifikasi dan 44 persen adalah endemik.
peringkat ketiga untuk reptil yang lebih dari 600 spesies, peringkat keempat untuk burung dengan 1.603 spesies 28% endemik (17% spesies burung di dunia), peringkat kelima untuk hewan amfibi (270 spesies), dan peringkat ketujuh untuk tumbuhan berbunga (spermatophyte) dengan sekitar 25.000 spesies tanaman berbunga (10% spesies didunia).

Inilah rekor-rekor keanekargaman hayati di Indonesia:
12. Memiliki terumbu karang terkaya dengan memiliki 17% atau seluas 75.000 km2 dari terumbu karang dunia.
bawah laut
13. Indonesia memiliki 667 spesies mamalia, 36 % di antaranya adalah endemik. Termasuk Paus Biru (Balaenoptera musculus) yang merupakan mamalia terbesar yang juga berseliweran di perairan dalam Indonesia.
14. Kuda laut terkecil didunia adalah Satomi pygmy (Hippocampus satomiae) sebesar 13mm yang ada di perairan Pulau Derawan, Kalimantan Timur.
kuda laut
15. Ikan terkecil di dunia Paedocypris dengan panjang 7,9 mm, sebesar nyamuk dengantubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang kepala. Ditemukan di rawa-rawa Sumatera dan tinggal di perairan sangat asam dan sangat sulit untuk di tangkarkan.
ikan
16. Hutan mangrove atau bakau terluas di dunia ada di Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar.
17. Bunga terbesar individu didunia adalah Rafflesia arnoldi, dapat berbunga hingga diameter 90 cm dan berat hingga 11 kilogram.
18. Bunga terbesar dengan perbungaan bercabang terbesar di dunia adalah krubi atau titan arum (Amorphophallus titanium). keduanya ditemukan tumbuh di lantai hutan hujan di Indonesia dan keduanya juga berbau busuk.
19. Memiliki spesies hiu terbanyak, sekitar 150 spesies, termasuk Hiu paus, whale shark atau hiu geger lintang (Rhincodon typus) yang dinobatkan menjadi ikan terbesar dunia, dengan panjang 65 meter dan berat sampai sekitar 37.000kg.
hiu
20. Memiliki spesies anggrek yang paling banyak, yaitu 6.000 spesies anggrek, termasuk yang terbesar Anggrek tebu atau anggrek macan (grammatophyllum speciosum)
21. Komodo (Varanus komodoensis), adalah kadal terbesar di dunia, dengan panjang 3 meter dan berat 90 kg.
22. Primata terkecil didunia, Tarsier Pygmy (Tarsius pumilus) yang panjangnya sekitar 10 cm hidup di pulau Sulawesi.
tarsius
23. Ular sekaligus reptile terpanjang di dunia adalah sanca kembang sulawesi (Python Reticultaus) Panjangnya sekitar 10 meter. Rekor dunia yang menjadi spesimen tertangkap di Indonesia pada tahun 1912 dan memiliki panjang total 32 ft 9,5 inci.
24. Terkaya akan penyu laut, 6 dari 7 jenis ditemukan di perairan Indonesia: Penyu sisik; (Eretmochelys imbricata), Penyu hijau (Chelonia myda)Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) Penyu pipih (Natator depressus)Penyu tempayan (Caretta caretta)
25. Walau burung kasuari berada di rangking 3 sebagai burung terbesar dan terberat, ternyata rekor burung pemangsa terkecil adalah Falkon berkaki hitam (Micrphierax fringlius) dan falkon kaki putih Kalimantan (M. latifrons) hidup di Kalimantan barat laut, kedua burung memiliki panjang rata-rata 5,5-6 cm, termasuk ekor 2 inci, dan beratnya sekitar 1,25 ons. Sedang Kakatua terkecil adalah Kakatua Pygmy (Genus Micropsitta) panjang sekitar 8 cm yang hidup di Papua dan pulau-pulau sekitarnya.
26. Indonesia menempati peringkat pertama untuk jumlah kupu-kupu Swallowtail, total 121 spesies telah diidentifikasi dan 44% adalah endemik (sedikit catatan Indonesia memiliki Kupu-kupu endemik terbanyak di dunia sekaligus Indonesia adalah negara kedua pemilik kupu-kupu terbanyak di dunia Indonesia sekitar 2.500 jenis kupu-kupu. Brazilia di hutan belantara Amazon memiliki jenis terbanyak)
27. Ngengat Kaisar Hercules (Coscinocera Hercules)yang hidup di papua hingga aurtralia utara adalah ngengat terbesar di dunia dengan betina dari spesies yang mampu menjangkau rentang sayap 10,5 inci. Kupu-kupu terbesar di dunia adalah Ratu Alexandra Birdwing (Ornithoptera alexandrae). kupu-kupu beracun yang hidup di hutan hujan Papua dengan rentang sayap 11 inci. Ukuran jantannya jauh lebih kecil dari betina. Kupu-kupu terbesar kedua di dunia adalah Birdwing Goliath dan hidup di hutan Indonesia dan memiliki lebar sayap sampai dengan 11 inci.)
28. Indonesia tercatat memiliki 82 genera dengan sekitar 590 spesies karang scleractinian terbanyak didunia, Scleractinia, juga disebut karang batu atau hewan laut yang mirip dengan anemon laut tapi memiliki kerangka keras.
schleretinian
29. Indonesia menempati peringkat teratas di dunia untuk keanekaragaman terbesar palem (palmaceae) di dunia 46 genus diantaranya (576 jenis) terdapat di Indonesia dan 29 genus merupakan palem endemik. termasuk 70% dari populasi rotan dunia ada di Indonesia.
30. Indonesia menempati peringkat teratas di dunia untuk keanekaragaman terbesar meranti-merantian (dipterocarpus) di dunia lebih dengan lebih dari 400 spesies .
31. Indonesia adalah peringkat pertama di dunia untuk kekayaan spesies mamalia dengan 646 jenis mamalia (12 % dari mamalia dunia) 36 persen di antaranya adalah endemik.
32. Perairan Raja Ampat, Papua Barat, merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia karena teridentifikasi paling banyak memiliki 1.352 spesies ikan karang dan biota laut lebih kaya dari wilayah perariran lain di dunia. (Mark V Erdmann Ph.D).
papua
33. Perairan Teluk Cendrawasih di Papua Barat juga merupakan kawasan perairan dengan tingkat perariran endemis (khas daerah setempat) tertinggi di dunia dengan 20 jenis ikan karang yang endemis (Mark V Erdmann Ph.D).

Sosio-ekonomi, yang menjadi rekor Indonesia:
34. Kompleks monumen Budha terbesar didunia adalah adalah Borobudur, volumenya 60.000 m3. ketinggian 42 meter, dan panjang relief lebih dari 1 km adalah monumen Budha terbesar di dunia serta dibangun selama lebih dari 40 tahun oleh Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram kuno (tahun 750-850).
35. Suku bangsa terbanyak di dunia, terdiri dari 740 suku/etnis. Di Papua saja ada 270 suku.
36. Bahasa dan dialek terbanyak, Ada 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa utama.
37. Indonesia memiliki penduduk  muslim terbanyak. Dengan 85% diperkirakan 228 juta penduduk adalah Muslim.
38. Fosil manusia tertua (Pithecanthropus Erectus) ditemukan di pulau Jawa, yang diperkirakan hidup 1,8 juta tahun yang lalu.
39. Indonesia adalah negara pertama yang memproklamasikan kemerdekaannya setelah Perang Dunia II pada tahun 1945 dan Indonesia adalah satu-satunya negara yang berjuang untuk kemerdekaan, bukan hadiah dari penjajah.
40. Indonesia adalah negara pertama (dan satu-satunya sampai sekarang), yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 7 Januari 1965. Indonesia bergabung kembali PBB pada 1966.
41. Produsen terbesar mie instan adalah Indofood Sukses Makmur merupakan produsen terbesar di dunia mi instan dengan kapasitas produksi terpasang tahunan lebih dari 13 miliar bungkus dan diproses di 23 pabrik di seluruh nusantara.
42. Dalam hal jumlah penabung, program keuangan mikro di Indonesia memiliki anggota terbanyak di dunia dengan 31 juta anggota.
43. Indonesia menjadi negara dengan jumlah bank dan lembaga keuangan yang berlandaskan sistem syariah terbanyak di dunia. Hal ini terbukti dengan hadirnya 33 bank, 46 lembaga asuransi, dan 17 mutual fund yang menganut sistem syariah untuk semester pertama tahun 2009.
44. Tambang emas terbesar. Tambang Grasberg di Provinsi Papua dekat Puncak Jaya adalah tambang emas terbesar sekaligus tambang tembaga ketiga terbesar di dunia.
45. Podusen terbesar gas cair (Liquid Natural Gas / LNG) 20% dari konsumsi dunia.
46. Produsen terbanyak untuk komoditas perkebunan: cengkeh/cloves (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum)
47. Produsen terbanyak untuk komoditas perkebunan pala/nutmeg (Myristica fragrans).
48. Pengekspor kayu lapis terbesar, sekitar 80% dari pasar dunia.
49. Eksportir minyak kelapa mentah (kopra) terbesar.
50. Bogasari flour mills adalah pabrik tepung terbesar sedunia.
51. Kopi terenak, termahal sekaligus teraneh adalah kopi luwak, yup kopi dari pup-nya luwak (Paradoxurus hermaphroditus) Cuma di jawa dan sumatera lho..:)

Namun Indonesia juga memiliki rekor suram:
52. Korban tsunami terbanyak sedunia adalah pada 26 Desember 2006 di Sumatra barat
53. Korban letusan gunung berapi terbanyak sedunia yaitu: 92,000 jiwa Gunung Tambora pada Januari 1815 hingga 10 April 1815, Indonesia juga sekaligus memiliki ranking  kedua yaitu 36,000 jiwa meninggal ketika Gunung Krakatoa  meletus pada 26–27 Agustus 1883.
54. Deforestasi atau penggundulan hutan di Indonesia juga terbanyak dengan menghancurkan kira-kira 51 kilometer persegi hutan setiap harinya (greenpeace).
55. Korban virus avian influenza atau flu brurung H5N1 terbanyak di dunia dengan 99 kasus dengan 79 kematian.
56. Memiliki jumlah terbesar spesies vertebrata di bawah ancaman kepunahan (128 spesies mamalia dan 104 jenis burung).




  • Manusia Indonesia ada yang menciptakan rekor dunia, seperti : Tim Bulutangkis Indonesia memenangkan supremasi bulutangkis terbanyak pria Thomas Cup (13 kali), juara all england terbanyak, pemukul bedug terlama, pembatik terpanjang, penyelam terbanyak dalam satu spot selam, pengingat 76 angka dalam 1 menit… (lainnya silakan di googling deh)
  • Selain itu ranah Arsitektur Indonesia adalah mempunyai arsitektur vernakuler paling kaya mulai dari arsitektur orisinal era batu di papua hingga yang hadir dengan pengaruh dari pendatang, penjajah, pedagang dan pengaruh-pengaruh dari agama hindhu, budha, islam, nasrani maupun tionghoa.
  • Juga  mempunyai macam dan tradisi kuliner terbanyak didunia.
  • Memiliki motif batik terbanyak didunia.
  • Candi Prambanan setinggi 48 meter  juga adalah struktur batu masif tercanggih (piramid giza lebih tinggi tetapi solid, candi di india lebih tinggi tapi dari struktur beton bahkan ada yang dari gunung batu yang diukir).
  • Indonesia juga mempunyai macam mainan tradisional terbanyak didunia (juga terbanyak untuk mainan yang bernuansa gaib lho...) serta instrumen musik  yang tidak sedikit.

Rabu, 30 November 2011

MALIN KUNDANG

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di
pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri
dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama
Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga yang
memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari
nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang
luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua
bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung
halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan
memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung
batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya
dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting
tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di
negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah
menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal
dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju
dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang
akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan
perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya.
"Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau
lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil
berlinang air mata.
Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu
Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu
pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tibatiba
kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan
para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar
awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin
Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika
peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh
kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya
terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju
ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolongoleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang
menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan
keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang
yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih
dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis
untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah
menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin
Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah
berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi
ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke
kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya
melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah
disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang
banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui
anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke
pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang
berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang
sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang
beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya
melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia
dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama
tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera
melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga
terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja
mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada
ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya,
karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan
mengenakan baju compang-camping. "Wanita
itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura
mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya.
Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang
sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya
yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau
benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin
bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang.
Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya
berbentuk menjadi sebuah batu karang.
HIKMAH :
Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama
kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya, apalagi jika
sampai menjadi seorang anak yang durhaka. Durhaka kepada orangtua merupakan
satu dosa besar yang nantinya akan ditanggung sendiri oleh anak.

Minggu, 27 November 2011

Kebo Iwa, patriot Nusantara…

Di desa Bedahulu wilayah kabupaten Tabanan, Bali pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri. Mereka kaya, hanya saja mereka belum mempunyai anak. Bagi penduduk Bali pada masa itu, manusia yang belum mempunyai keturunan adalah manusia yang siasia hidupnya.  Suatu hari mereka pergi ke Pura Desa. Mereka memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberi keturunan. Waktu pun berlalu. Sang istri mulai mengandung. Betapa bahagianya mereka. Beberapa bulan kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki.
  Bayi tersebut hendak disusui oleh ibunya, namun jarinya terus menunjuk ke arah sebuah nasi kukus. Bahwa nantinya anak ini akan menjadi tokoh besar, sudah nampak tanda- tandanya sejak dini.
Bayi itu menangis merengek seolah meminta sesuatu. Sang Ibu kasian mendengar rengekan sang bayi , Ibu kemudian mengambil nasi kukus tersebut dan mencoba untuk memberikannya pada bayi. Ibu bergumam dalam hatinya : Apakah anak ini ingin merasakan nasi kukusan ini? Umurnya belum cukup untuk makan nasi?”
Tak dinyana ternyata bayi tersebut memakan nasi kukus tersebut dengan lahapnya. Ibu bayi tersebut menampakkan keterkejutan yang sangat. Ketika baru lahir, anak tersebut sudah bisa untuk memakan nasi… Ibu:” Astaga, Kau telah berikan anak yang luar biasa, ya Hyang Widi…
Ternyata yang lahir bukanlah bayi biasa. Ketika masih bayi pun ia sudah bisa makan makanan orang dewasa. Setiap hari anak itu makin banyak dan makin banyak.
Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang artinya paman kerbau.
Kebo Iwa makan dan makan terus dengan rakus. Lama-lama habislah harta orang tuanya untuk memenuhi selera makannya. Mereka pun tak lagi sanggup memberi makan anaknya.
Dengan berat hati mereka meminta bantuan desa. Sejak itulah segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung desa. Penduduk desa kemudian membangun rumah yang sangat besar untuk Kebo Iwa. Mereka pun memasak makanan yang sangat banyak untuknya. Tapi lama-lama penduduk merasa tidak sanggup untuk menyediakan makanan. Kemudian mereka meminta Kebo Iwa untuk memasak sendiri. Mereka cuma menyediakan bahan mentahnya. Bahan-bahan pangan tersebut diolah oleh Kebo Iwa di Pantai Payan, yang bersebelahan dengan Pantai Soka.
Danau Beratan merupakan tempat dimana , Kebo Iwa biasanya membersihkan, walaupun jaraknya cukup jauh namun dengan tubuh besarnya jarak tidak menjadi masalah baginya, dia bisa mencapai setiap tempat yang diinginkannya di wilayah Bali dengan waktu singkat.
Kebo Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia dapat bepergian dengan cepat. Kalau ia ingin minum, Kebo Iwa tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang mengeluarkan air.
Walaupun terlahir dengan tubuh besar, namun Kebo Iwa adalah seorang pemuda dengan hati yang luru

“Sang Adipati Kuningan” adalah “Putra” Luragung

Cerita dari Jawa Barat
Menelusuri jejak sejarah Kabupaten Kuningan, terutama membedah tokoh “Sang Adipati Kuningan” yang pernah menjadi pemimpin pemerintahan di Kuningan pada masa penyebaran Islam di Cirebon (Jawa Barat) dan sekitarnya akhirnya dapatlah diungkapkan bahwa nama Sang Adipati Kuningan yang sebenarnya adalah SURANGGAJAYA. Ia adalah putra Ki Gedeng Luragung (seorang kepala daerah di Luragung) bernama JAYARAKSA. Jayaraksa juga punya saudara laki-laki yang memimpin daerah Winduherang bernama BRATAWIYANA atau BRATAWIJAYA (?) yang dijuluki juga Ki Gedeng Kamuning atau Arya Kamuning.
Ketika Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam, di antaranya sampai pula ke Luragung, beliau disusul kedatangannya ke Luragung oleh istrinya bernama putri Ong Tien (asal Campa) yang juga bernama Nyai Rara Sumanding. Ketika itu sang istri sedang mengandung tua, dan di Luragung pulalah akhirnya Nyai Rara Sumanding melahirkan anak. Namun sayang putra yang baru dilahirkannya itu meninggal dunia. Untuk mengobati hati beliau yang sedang berduka itu, kemudian Sunan Gunung Jati meminta kepada Ki Gedeng Luragung untuk memungut putranya yang kebetulan masih bayi untuk diangkat anak oleh Sunan Gunung Jati. Anak tersebut namanya Suranggajaya.
Dalam cerita rakyat Kuningan versi lainnya yang berbau mitos menyebutkan bahwa yang dilahirkan oleh Nyai Rara Sumanding bukanlah anak, tetapi sebuah bokor yang terbuat dari logam Kuningan. Bokor Kuningan inilah yang nantinya menjadi logo maskot Kota Kuningan, selain Kuda Kuningan. Juga ada yang menyebutkan bokor kuningan itu sebagai barang “panukeur” atawa “tutukeuranna” antara bayi dari Ki Gedeng Luragung yang ditukar dengan bokor kuningan dari Nyai Rara Sumanding. Cerita-cerita mitos ini memang banyak mewarnai dalam penelusuran sejarah Kuningan.
Setelah ke Luragung perjalanan Sunan Gunung Jati diteruskan ke Winduherang (yang dulu diduga sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Kuningan/Kajene) untuk menemui saudaranya Jayaraksa yaitu Bratawiyana yang rupanya telah lebih dulu masuk Islam. Sementara itu pemegang tampuk pemerintahan di Kerajaan Kuningan saat itu sedang diperintah oleh Nyai Ratu Selawati (keturunan Prabu Langlangbuana). Ratu Selawati yang tadinya penganut Hindu menjadi penganut Islam setelah menikah dengan Syekh Maulana Arifin (putra dari Syekh Maulana Akbar). Syekh Maulana Akbar sendiri adalah seorang ulama yang diduga asal Persia yang berhasil sampai ke Kuningan dan menyebarkan Islam di sana. Kedatangannya ke Kuningan waktu itu kiranya terlebih dahulu atas seijin Sunan Gunung Jati penguasa Kerajaan Islam Cirebon yang mulai tumbuh dan giat menyebarkan Islam. Kedatangannya Syekh Maulana Akbar menyebarkan Islam ke Kuningan berarti lebih dulu daripada Sunan Gunung Jati. Mungkin dapat dikatakan Syekh Maulana Akbar sebagai perintis penyebaran Islam ke Kuningan, sementara Sunan Gunung Jati lebih menyempurnakan lagi. Kurun waktu kedatangan Syekh Maulana Akbar menyebarkan Islam di Kuningan diperkirakan mulai terjadi tahun 1450.
Ketika Sunan Gunung Jati sampai di Winduherang, beliau menitipkan putra angkatnya tersebut (Suranggajaya) untuk diasuh oleh Bratawiyana (Arya Kamuning). Selain itu Sunan Gunung Jati berpesan bahwa anak tersebut setelah dewasa kelak akan diangkat menjadi penguasa daerah Kuningan. Dalam masa pengasuhan Arya Kamuning ini bahkan anak yang dititipkan itu diberi nama panggilan Raden Kamuning, kiranya untuk lebih mendekatkan hubungan psikologis (batin) antara ayah (asuh) dengan putra (asuh)nya.
Dalam sumber berita Cirebon (CPCN/Carita Purwaka Caruban Nagari) dan buku karya P.S Sulendraningrat bahkan disebutkan lagi bahwa bersamaan dengan mengasuh putra angkat Sunan Gunung Jati, sebenarnya Bratawiyana (Arya Kamuning) juga punya anak yang sedang sama-sama dibesarkan (seusia dengan Suranggajaya) yaitu Ewangga. Tetapi di sumber lain menyebutkan bahwa tokoh Dipati Ewangga adalah seorang bangsawan yang asalnya dari Parahyangan (Cianjur) yang pada awalnya ingin berguru/belajar agama Islam kepada Sunan Gunung Jati, lalu oleh Sunan Gunung Jati diperintahkan untuk pergi ke Kuningan saja membantu putra angkatnya (yaitu Suranggajaya) dalam mengelola pemerintahan di Kuningan. Mana yang benar, yang jelas keberadaan tokoh Dipati Ewangga kiprahnya banyak diceriterakan sebagai tokoh “panglima” tentara Kuningan yang pernah ikut membantu Cirebon dan Mataram ketika menyerang Belanda di Batavia (sehingga ada nama perkampungan Kuningan di Jakarta).
Setelah dewasa, menginjak usia 17 tahun, akhirnya janji Sunan Gunung Jati mengangkat putranya menjadi penguasa di Kuningan pun dilakukan. Suranggajaya kemudian dilantik menjadi pemimpin Kuningan dengan julukan populernya Sang Adipati Kuningan. Titimangsanya konon bertepatan dengan tanggal 1 September 1478, yang diperingati sebagai hari lahirnya kota Kuningan.
Namun bila dilihat secara politis, sebenarnya sejak saat itu sebenarnya “Kerajaan” Kuningan telah jatuh. Tidak lagi sebagai kerajaan yang berdaulat penuh atau merdeka, tetapi terikat menjadi daerah bawahan Kerajaan Cirebon. Berarti kalau kita lihat eksistensi perjalanan Kerajaan Kuningan sejak zaman Hindu dari awal kelahirannya, bernama Kerajaan Kuningan (raja: Sang Pandawa) – Kerajaan Saunggalah (raja: Demunawan/Rahangtang Kuku/Seuweukarma) merupakan kerajaan berdaulat penuh. Kemudian dibawahkan oleh Kerajaan Galuh (raja: Rhy Banga), lalu muncul lagi dijadikan pusat pemerintahan oleh putra Rakeyan Darmasiksa, yaitu Prabu Ragasuci/Sang Lumahing Taman. Selanjutnya di bawah penguasaan Sunda Padjajaran oleh Prabu Siliwangi. Lalu muncul Kerajaan Kuningan dengan sebutan Kajene zaman Prabu Langlangbuana/Langlangbumi dan diturunkan kepada Ratu Selawati (kerajaan kecil di bawah pengaruh Kerajaan Sunda Pajajaran), dan akhirnya ketika diperintah Sang Adipati Kuningan, pemerintahan kerajaan jatuh di bawah pengaruh Kerajaan Cirebon.

Riwayat Singkat Syech Sarif Hidayatullah

Cerita dari Jawa Barat
(Sunan Gunung Jati)
Oleh : Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, SE
Syech Syarief Hidayatulloh dilahirkan Tahun 1448 Masehi. Ayahanda Syech Syarief Hidayatulloh adalah Syarief Abdullah, seorang dari Mesir keturunan ke 17 Rosulullah SAW, bergelar Sultan Maulana Muhamad, Ibunda Syech Syarief Hidayatullah adalah Nyai Rara Santang dan setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Muda’im adalah Putri Prabu Siliwangi dari kerajaan Padjajaran.
Syech Syarief Hidayatullah berkelana untuk belajar Agama Islam dan sampai di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
Syech Syarief Hidayatullah dengan didukung uwanya, Tumenggung Cerbon Sri Manggana Cakrabuana alias Pangeran Walangsungsang dan didukung Kerajaan Demak, dinobatkan menjadi Raja Cerbon dengan gelar Maulana Jati pada tahun 1479.

Sejak itu pembangunan insfrastruktur Kerajaan Cirebon kemudian dibangun dengan dibantu oleh Sunan Kalijaga, Arsitek Demak Raden Sepat, yaitu Pembangunan Keraton Pakungwati, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, jalan pinggir laut antara Keraajaan Pakungwati dan Amparan Jati serta Pelabuhan Muara Jati.
Syech Maulana Jati pada Tahun 1526 Masehi, menyebarkan Islam sampai Banten dan menjadikannya Daerah Kerajaan Cirebon. Dan pada Tahun 1526 Masehi juga tentara Kerajaan Cirebon dibantu oleh Kerajaan Demak dipimpin oleh Panglima Perang bernama Fatahillah merebut Sunda Kelapa dan Portugis, dan diberi nama baru yaitu Jayakarta.
Pada tahun 1533 Masehi, Banten menjadi Kasultanan Banten dengan Sultannya adalah Putra dari Syech Maulana Jati yaitu Sultan Hasanuddin.
Syech Maulana Jati salah seorang Wali Sanga yang mempekenalkan visi baru bagi masyarakat tentang apa arti menjadi Pemimpin, apa makna Masyarakatm, apa Tujuan, Masyarakat, bagaimana seharusnya berkiprah di dalam dunia ini lewat Proses Pemberdyaan.
Syech Maulan Jati melakukan tugas dakwah menyebarkan Agama Islam ke berbagai lapisan Masyarakat dengan dukungan personel dan dukungan aspek organisasi kelompok Forum Walisanga, dimana forum Walisanga secara efektif dijadikan sebagai organisasi dan alat kepentingan dakwah, merupakan siasat yang tepat untuk mempercepat teresebarnya Agama Islam.
Syech Maulana Jati berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1568 Masehi.
Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka.
Meninggal dalam usia 120 tahun, sehingga Putra dan Cucunya tidak sempat memimpin Cirebon karena meninggal terlebih dahulu. Sehingga cicitnya yang memimpin setelah Syech Maulana Jati.
Syech Syarief Hidayatullah kemudian dikenal dengan Sunan Gunung Jati karena dimakamkan di Bukit Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati banyak meninggalkan ipat-ipat atau nasehat, diantaranya adalah “INGSUN TITIP TAJUG LAN FAKIR MISKIN”.
Sumber : Keraton Kasepuhan Cirebon

Legenda Sangkuriang

Cerita dari Jawa Barat

Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Tatar Sunda. Legenda tersebut berkisah tentang penciptaan danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang dan Gunung Bukit Tunggul.
Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi, diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak beribu tahun sebelum Masehi.
Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun palem yang berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskha tersebut ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke-15.
Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang menjadi kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempat ini beserta legendanya. Laporannya adalah sebagai berikut:
Leumpang aing ka baratkeun (Aku berjalan ke arah barat)
datang ka Bukit Patenggeng (kemudian datang ke Gunung Patenggeng)
Sakakala Sang Kuriang (tempat legenda Sang Kuriang)
Masa dek nyitu Ci tarum (Waktu akan membendung Citarum)
Burung tembey kasiangan (tapi gagal karena kesiangan)


Ringkasan Cerita

Berdasarkan legenda tersebut, diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta KEPALA Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah TIMUR akhirnya sampailah di arah BARAT lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya. Terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan mejadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai unga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).

Kesesuaian dengan fakta geologi

Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya danau Bandung dan Gunung Tangkuban Parahu.[1]
Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa sisa-sisa danau purba sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut mengering 16000 tahun yang lalu.
Telah terjadi dua letusan Gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian masing-masing 105000 dan 55000-50000 tahun yang lalu. Letusan plinian kedua telah meruntuhkan kaldera Gunung Sunda purba sehingga menciptakan Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang (disebut juga Gunung Sunda), dan Gunung Bukit Tunggul.
Adalah sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah menempati dataran tinggi Bandung dan menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah barat sungai Citarum (utara dan barat laut Bandung) selama periode letusan pada 55000-50000 tahun yang lalu saat Gunung Tangkuban Parahu tercipta dari sisa-sisa Gunung Sunda purba. Masa ini adalah masanya homo sapiens; mereka telah teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62000 tahun yang lalu, semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50000 tahun yang lalu.

Sangkuriang dan Falsafah Sunda

Menurut abah Surya atau abah Hidayat Suryalaga, mantan Rektor Itenas Bandung, legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapa pun manusianya (tumbuhan cariang) yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri kemanusiannya (Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (Dayang Sumbi, Rarasati). Tetapi bila tidak disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran penuh/eling (teropong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus (digagahi si Tumang) yang akan melahirkan ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (Sangkuriang). Ketika Sang Nurani termakan lagi oleh kewaswasan (Dayang Sumbi memakan hati si Tumang) maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego (kepala Sangkuriang dipukul). Kesombongannya pula yang mempengaruhi “Sang Ego Rasio” untuk menjauhi dan meninggalkan Sang Nurani. Ternyata keangkuhan Sang Ego Rasio yang berlelah-lelah mencari ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembaraannya di dunia (menuju ke arah Timur). Pada ahirnya kembali ke barat yang secara sadar maupun tidak sadar selalu dicari dan dirindukannya yaitu Sang Nurani (Pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi).
Walau demikian ternyata penyatuan antara Sang Ego Rasio (Sangkuriang) dengan Sang Nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency – silih asih-asah dan silih asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga Bandung) yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya (Citarum). Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang Ego Rasio sendiri (pembuatan perahu). Keberadaan Sang Ego Rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (Bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberada-annya (timur, tempat awal terbit kehidupan). Sang Ego Rasio pun harus pula menunjukkan keberadaan dirinya (tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang).
Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani yang tercerahkan (hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi), gagal karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau kain kafan). Akhirnya suratan takdir yang menimpa Sang Ego Rasio hanyalah rasa menyesal yang teramat sangat dan marah kepada “dirinya”. Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya, jadilah seonggok manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (Gunung Tangkubanparahu).
Walau demikian lantaran sang Ego Rasio masih merasa penasaran, dikejarnya terus Sang Nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan hanya menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego Rasio (bunga Jaksi).
Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya (Ujungberung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; B.Sunda: Hade ku omong goreng ku omong). Dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat. (Sanghyang Tikoro = kerongkongan, genggerong).

Catatan Kaki

  1. ^ Koesoemadinata, R. The Origin and Pre-history of the Sundanese. Institute of Technology Bandung.

Rujukan

  1. Koesoemadinata, R. P., “Asal Usul dan Prasejarah Ki Sunda”, Sub theme” “Bidang Kajian Sejarah, Arkeologi dan filologi”, in Ajip Rosidi et.al (editor: Edi S.Ekadjati and A.Chaedar Alwasilah)
  2. Hidayat Suryalaga, Kajian Hermeneutika terhadap Legenda dan Mitos Gunung Tangkubanparahu dengan segala aspeknya, Hidayat Suryalaga, Orasi Ilmiah ketika Hari Wisuda Mahasiswa ITENAS, Bandung, 28 Mei 2005.

Asal Mula Gunung Ciremai dan Lingga(r)jati

Cerita dari Jawa Barat
1.Gunung Cereme
Gunung besar tempat bermusyawarahnya para wali, kemungkinan nama tersebut hanya kita maklumi bahwa gunung terbesar dan tertinggi di Jawa Barat hingga di beri nama Gunung Cereme, berasal dari kata “Pencereman” yang artinya “Perundingan” / musyawarah para wali. Oleh Belanda Gunung Cereme disebut Gunung Ciremai
2.Linggajati
Kata Linggajati adalah sebuah nama yang lahir karena perjalanan Sunan Gunungjati beserta 8 wali lainnya yang kalau kita Perbmbkan sampai sekarang nama tersebut masih dalam penelitian para ahli sejarah dan arkeologi, nama Linggajati kadang-kadang istilah tersebut juga tidak dihiraukan, seperti oleh seorang sekitar disebut Linggajati namun di dalam naskah perundingan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda tencantum Perundingan Liaggarjati.

Beberapa pendapat dan arti tentang Desa Linggajati, antara lain :
a.Pendapat Sunana Kalijaga disebut LINGGAJATI dengan alasan sebagai tempat linggih (Iingga) Gusti Sunan Gunungjati
b.Pendapat Sunan Bonang
Diberi nama Linggarjati mempunyai alasan bahwa sebelum Sunan Gunungjati sampai ke puncak G. Gede beliau Linggar (berangkat) meninggalkan tempat setelah beristirahat dan¬bermusyawarah tanpa mengendarai kendaraan menggunakan ilmu sejati.
c.Pendapat Syeh Maulana Magribi
Desa itu diberi nama LINGGARJATI, mempunyai arti tempat penyiaran ilmu sejati.
d.Pendapat Sunan Kudus
Disebut LINGAJATI “nalingakeun ilmu sejata” karena justru di tempat itulah mereka bermusyawarah dan menjaga rahasia ilmu sejati jangan sampai diketahui orang banyak.
diambil dari berbagai sumber :cerita lisan dan tulisan yang tercecer

Mundinglaya Dikusumah

Cerita dari Jawa Barat
Mundinglaya Dikusumah adalah cerita rakyat dari masyarakat Sunda. Cerita rakyat tersebut menceritakan kehidupan seorang pangeran yang kemudian diangkat menjadi raja saat Prabu Siliwangi memerintah kerajaan tersebut. Kerajaan Sunda sendiri sering disebut oleh orang Sunda sebagai Pajajaran (nama ibukota kerajaan) setelah Cirebon dan Banten memisahkan diri dari kerajaan tersebut.
Sumber
Cerita rakyat ini berasal dari tradisi lisan orang Sunda yang disebut cerita pantun, yang kemudian ditulis dalam bentuk buku oleh para penulis Sunda baik dalam Bahasa Sunda maupun Bahasa Indonesia).[1] karya-karya roman yang mengadopsi cerita pantun Mundinglaya Dikusumah di antaranya
  • Pasini Jangji di Muaraberes karya Rohmat Tasdik Al-Garuti (dalam tiga bahasa: Sunda, Indonesia, dan Inggris)

Rangkuman

Prabu Silihwangi memiliki dua orang istri yaitu Nyimas Tejamantri dan Nyimas Padmawati yang menjadi permaisuri. Dari Nyimas Tejamantri, Prabu Silihwangi mendapat seorang anak yaitu pangeran Guru Gantangan. Sedangkan dari permaisuri Nyimas Padmawati, raja memperoleh anak yang diberi nama Mundinglaya. Beda umur antara pangeran Guru Gantangan dan pangeran Mundinglaya sangat jauh. Saat pangeran Guru Gantangan ditunjuk jadi bupati di Kutabarang dan sudah menikah, Mundinglaya masih anak-anak.
Karena tidak mempunyai anak, pangeran Guru Gantangan memungut anak dan diberi nama Sunten Jaya. Guru Gantangan juga tertarik untuk merawat Mundinglaya sebagai anaknya. Saat pangeran Guru Gantangan meminta Mundinglaya dari permaisuri Nyimas Padmawati, permaisuri memberikannya karena mengetahui bahwa pangeran Guru Gantangan sangat menyayangi pangeran Mundinglaya.
Saat pangeran Mundinglaya dewasa, pangeran Guru Gantangan lebih menyayangi pangeran Mundinglaya daripada pangeran Sunten Jaya. Hal ini disebabkan perbedaan karakter yang sangat jauh antara pangeran Mundinglaya dan pangeran Sunten Jaya. Pangeran Mundinglaya selain rupawan juga baik budi pekertinya sedangkan keponakannya sifatnya angkuh dan manja. Hal ini sangat membuat iri pangeran Sunten Jaya. Terlebih lagi ibunya juga sangat menyayangi pangeran Mundinglaya.
Hanya saja perhatian istri pangeran Guru Gantangan kepada pangeran Mundinglaya sangat berlebihan sehingga membuat pangeran Guru Gantangan cemburu. Akhirnya pangeran Mundinglaya dijebloskan kedalam penjara oleh saudara tirinya itu dengan alasan bahwa pangeran Mundinglaya mengganggu kehormatan wanita. Keputusan ini menjadikan mayarakat dan bangsawan Pajajaran terpecah dua, ada yang menyetujui dan ada yang menentang keputusan tersebut sehingga mengancam ketentraman kerajaan kearah permusuhan antar saudara.
Pada saat yang gawat ini, terjadi sesuatu yang aneh. Pada suatu malam, permaisuri Nyimas Padmawati bermimpi aneh. Dalam tidurnya, permaisuri melihat tujuh guriang, yaitu mahluk yang tinggal di puncak gunung. Diantara mereka ada yang membawa jimat yang disebut Layang Salaka Domas. Permaisuri mendengar perkataan guriang yang membawa jimat tersebut: “Pajajaran akan tenteram hanya jika seorang kesatria dapat mengambilnya dari Jabaning Langit.”
Segera setelah bangun pada pagi harinya, permaisuri menceritakan mimpi itu kepada raja. Prabu silihwangi sangat tertarik oleh mimpi permaisuri dan segera meminta seluruh rakyat juga bangsawan, termasuk pangeran Guru Gantangan dan pangeran Sunten Jaya, untuk berkumpul di depan halaman istana untuk membahas mimpinya permaisuri. Setelah seluruhnya berkumpul, raja berkata: “Adakah seorang kesatria yang berani pergi ke Jabaning Langit untuk mengambil jimat Layang salaka domas?”
Senyap! Tidak ada suara yang terdengar. Pangeran Sunten Jaya pun tidak mengeluarkan suaranya. Dia takut akan barhadapan dengan Jonggrang Kalapitung, seorang raksasa berbahaya yang selalu menghalangi jalan ke puncak gunung. Setelah beberapa saat, patih Lengser angkat bicara: “Paduka,” dia berkata, “setiap orang telah mendengarkan apa yang disampaikan paduka, kecuali masih ada satu orang yang belum mendengarkannya. Dia berada dalam penjara. Paduka belum menanyainya. Dia adalah pangeran Mundinglaya.” Mendengar ini, raja memerintahkan agar pangeran Mundinglaya dibawa menghadap. Patih Lengser kemudian meminta izin pangeran guru Gantangan untuk melepaskan pangeran Mundinglaya.
Saat pangeran Mundinglaya sudah berada di hadapannya, raja berkata: “Mundinglaya, maukah ananda mengambil jimat layang salaka domas, yang diperlukan untuk mencegah negara dari kehancuran akibat malapetaka?” Karena layang salaka domas penting bagi keselamatan negara, ananda akan pergi mencarinya, ayahanda,” kata pangeran Mundinglaya.
Prabu Silihwangi sangat senang mendengar jawaban ini. Demikian juga masyarakat dan para bangsawan. Bagi pangeran Mundinglaya, tugas ini juga berarti kebebasan jika dia berhasil mendapatkan layang salaka domas. Sementara bagi pangeran Sunten Jaya ini berarti menyingkirkan musuhnya, karena dia yakin bahwa pamannya akan dibunuh oleh Jonggrang Kalapitung. “Kakek,” kata pangeran Sunten Jaya, “dia adalah seorang tahanan, jika kakek membiarkannya pergi sekarang, tidak akan ada jaminan bahwa dia akan kembali.”
“Apa yang cucunda usulkan, Sunten Jaya?”
“Jika dia tidak kembali setelah sebulan, penjarakan kanjeng ibu Padmawati dalam istana.” Masyarakat dan bangsawan kaget mendengar permintaan ini. Prabu Silihwangi berbalik kepada pangeran Mundinglaya: “Bagaimana menurutmu?”
”Ananda akan kembali dalam sebulan dan setuju dengan usulan Sunten Jaya.”
Dalam beberap minggu, pangeran Mundinglaya diajari oleh patih Lengser ilmu perang dan cara menggunakan berbagai senjata sebagai bersiapan untuk menghadapi rintangan yang akan ditemui selama perjalanan ke Jabaning Langit. Kemudian pangeran Mundinglaya meninggalkan Pajajaran. Karena dia tidak pernah keluar dari ibukota tersebut, pangeran Mundinglaya tidak mengetahui jalan ke Jabaning Langit. Dengan berserah diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa, sang pangeran pergi melewati berbagai hutan lebat untuk menemukan Jabaning Langit dan bertemu dengan para guriang.
Dalam perjalanan, pangeran Mundinglaya melewati kerajaan kecil Muara Beres (atau Tanjung Barat) yang merupakan bawahan dari Pajajaran. Disana pangeran Mundinglaya bertemu dan jatuh hati dengan putri kerajaan yang bernama Dewi Kania atau Dewi Kinawati. Mereka saling berjanji akan bertemu lagi setelah pangeran Mundinglaya berhasil menjalankan tugas dari Prabu silihwangi untuk memperoleh jimat layang salaka domas.
Pangeran Mundinglaya meneruskan perjalanannya. Tiba-tiba di tengah perjalanan dia dicegat oleh raksasa Janggrang Kalapitung yang berdiri di depannya. “Mengapa kamu memasuki wilayahku? Apakah kamu menyerahkan diri sebagai santapanku?”
“Coba saja kalau bisa!” jawab pangeran Mundinglaya dengan tenang. Jonggrang Kalapitung menubruknya tapi pangeran Mundinglaya berkelit.
Berkali-kali si raksasa menyerang pangeran Mundinlaya, tapi lagi dan lagi jatuh ke tanah sampai akhirnya kehabisan nafas. Dengan kerisnya, pangeran Mundinglaya mengancam musuhnya:
“Katakan dimana Jabaning Langit?”
“Di dalam dirimu.” Berpikiran bahwa si raksasa berbohong, pangeran Mundinglaya menekankan keris lebih dalam ke leher si raksasa. “Jangan berbohong! Di manakah Jabaning Langit?”
“Di dalam hatimu.” Setelah itu, pangeran Mundinglaya melepaskan raksasa tersebut, sambil berkata: “Aku membebaskanmu, tapi jangan ganggu rakyat Pajajaran lagi.” Jonggrang Kalapitung menuruti dan berterima kasih kepada pangeran Mundinglaya dan meninggalkan Pajajaran selamanya.
Ketika dia pergi, pangeran Mundinglaya menemukan suatu tempat untuk beristirahat dan berdoa meminta tolong kepada tuhan yang Maha Esa untuk diberikan jalan. Suatu hari dia merasakan seolah-olah terangkat dari tempatnya dan terbang ke suatu tempat yang sangat terang. Di sana dia diterima oleh tujuh guriang, mahluk-mahluk supranatural yang menjaga Layang Salaka Domas.
Mereka bertanya kepada pangeran Mundinglaya mengapa berani datang ke Jabaning Langit. “Tujuanku datang ke sini adalah untuk mengambil Layang Salaka Domas yang diperlukan oleh negaraku sebagai obat untuk mencegah permusuhan antar saudara. Akan banyak orang menderita dan mati memperebutkan yang tidak jelas.” “Kami menghargaimu, pangeran Mundinglaya, tapi kami tidak dapat memberimu Layang Salaka Domas karena ini bukan untuk manusia. Bagaimana kalau pemberian lain sebagai hadiah untukmu? Misalnya seorang putri cantik atau kesejahteraan, atau kami dapat menjadikanmu manusia tersuci di dunia?”
“Aku tidak memerlukan semua itu, jika rakyat Pajajaran terlibat dalam perang.”
“Kalau begitu, kamu harus merebutnya setelah mengalahkan kami.” Maka terjadilah perkelahian. Karena para guriang sangat kuat, pangeran Mundinglaya terjatuh dan meninggal. Segera setelah itu, muncul mahluk supranatural lainnya, yaitu Nyi Pohaci yang menampakkan diri dan menghidupkan kembali pangeran Mundinglaya. Pangeran Munding Laya bersiap kembali untuk bertempur dengan para guriang.
“Tida perlu ada lagi pertempuran, karena engkau telah menunjukkan sifatmu yang sebenarnya,” kata salah satu dari tujuh guriang, “jujur, tidak tamak. Engkau mempunyai hak untuk membawa Layang Salaka Domas.” Dan dia kemudian memberikannya kepada pangeran Mundinglaya. Pangeran Mundinglaya sangat bergembira dan mengucapkan terima kasih. Dia juga berterima kasih kepada Nyi Pohaci atas bantuannya. Dengan dipandu oleh tujuh guriang yang kemudian menyebut diri mereka sebagai Gumarang Tunggal, pangeran Mundinglaya pergi pulang ke Pajajaran.
Di Pajajaran, pangeran sunten Jaya mengganggu ketentraman permaisuri. Kepada Prabu Silihwangi, pangeran Sunten Jaya mengatakan bahwa permaisuri sebenarnya tidak bermimpi, bahwa dia berdusta untuk membebaskan putranya dari penjara. Dengan demikian, dia membujuk Prabu Silihwangi untuk menghukum mati permaisuri.
Pangeran Sunten Jaya bahkan lebih jauh berniat untuk mengganggu ketentraman Dewi Kinawati di Muara Beres dengan menceritakan bahwa pangeran Mundinglaya telah dibunuh oleh Jonggrang Kalapitung. Tentara digelar untuk mendatangi kerajaan itu. Pada saat yang gawat tersebut, pangeran Mundinglaya beserta ajudannya telah sampai ke Pajajaran. Mereka senang dan berteriak kegirangan. Pangeran Sunten Jaya dan pengikutnya diusir.
Setelah itu. Prabu Silihwangi menobatkan pangeran Mundinglaya sebagai raja Pajajaran menggantikannya dengan gelar Mundinglaya Dikusumah.
Tidak lama setelah itu, Mundinglaya Dikusumah menikahi Dewi Kinawati dan menjadikannya sebagai permaisuri dan Pajajaran menjadi negara yang adil makmur dan aman.